Sabtu, 05-07-2025
  • Bagi Guru/staf yang ingin download dokumen maupun melihat data siswa dan Tendik secara detail silahkan login terlebih dahulu

“Patah di Ujung Peluk”: Wujud Cinta Literasi dari MTsN 2 Aceh Besar untuk Negeri

Diterbitkan : - Kategori : Berita

Dalam semangat menguatkan budaya literasi di madrasah, MTsN 2 Aceh Besar resmi menerima 60 eksemplar buku berjudul “Patah di Ujung Peluk”, sebuah antologi cerpen bertema plot twist yang ditulis oleh siswa, guru, dan kepala madrasah sendiri. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Indra Mardiani, Ketua Rangkang Guree Meurunoe, dalam sebuah momen silaturrahmi yang penuh kekeluargaan dan semangat literasi.

Turut hadir dalam acara ini pengurus Rangkang Guree Meurunoe, di antaranya Ibu Aida Junaidanur, S.Pd., selaku Koordinator Bidang Literasi, dan Ibu Rahmawati, S.Ag., sebagai Bendahara. Buku ini merupakan buah manis dari Ruang Silaturrahmi Sawe Madrasah yang digelar pada Oktober 2024, saat Duta Baca Indonesia, Bapak Gol A Gong, hadir langsung ke Banda Aceh untuk menginspirasi generasi muda Aceh.

Kegiatan tersebut didukung penuh oleh Bapak Nazaruddin Musa, MLIS., Ph.D., Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Aceh, yang secara konsisten membuka ruang kolaborasi antara dunia literasi nasional dan pendidikan madrasah.

Tidak berhenti pada sesi temu dan dialog, kegiatan ini berlanjut ke pelatihan menulis, pendampingan intensif, hingga proses kurasi dan penerbitan oleh Dandelion Publisher, Bogor, pada Mei 2025.

Dalam sambutannya, Kepala MTsN 2 Aceh Besar, Sudirman M., S.Ag., mengungkapkan rasa syukur atas lahirnya karya ini sebagai bentuk ekspresi, kreativitas, dan potensi literasi anak-anak madrasah.

“Kehadiran sosok inspiratif seperti Gol A Gong memberikan dorongan besar bagi peserta didik kami untuk terus menyalurkan bakat menulis mereka. Kami juga menyampaikan terima kasih setulusnya kepada Rangkang Guree Meurunoe yang telah menjadi jembatan penting dalam mempertemukan semangat literasi nasional dengan dunia pendidikan madrasah,” ujarnya.

“Kami juga sangat mengapresiasi Bapak Nazaruddin Musa atas dukungan serta kesempatan berharga yang telah beliau berikan kepada madrasah kami untuk terlibat dalam gerakan literasi nasional. Ini bukan hanya kegiatan, tetapi sebuah proses pembentukan karakter yang kelak akan berpengaruh jauh ke depan,” tambahnya.

Indra Mardiani, mewakili Rangkang Guree Meurunoe, juga menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari ikhtiar bersama untuk menciptakan ruang ekspresi dan tumbuhnya penulis-penulis muda dari madrasah.

“Kami bersyukur bisa menjadi bagian dari proses ini. Semoga kegiatan ini bukanlah puncak, melainkan awal dari gelombang baru budaya menulis dan membaca di madrasah. Kami ingin melihat lahirnya penulis-penulis yang mampu menyuarakan nilai-nilai kebaikan, kearifan lokal, dan semangat keislaman dalam karya mereka,” tuturnya.

Buku “Patah di Ujung Peluk” menjadi simbol bahwa dari madrasah, lahir karya-karya yang tidak hanya cerdas secara naratif, tapi juga mengandung nilai-nilai moral dan refleksi sosial. Setiap cerita dalam buku ini bukan sekadar fiksi, melainkan cermin imajinasi, empati, dan harapan generasi muda untuk masa depan yang lebih baik.

Sebagai penutup, keluarga besar MTsN 2 Aceh Besar menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi — mulai dari Duta Baca Indonesia, IPI Aceh, Rangkang Guree Meurunoe, para pendamping, hingga penerbit.

“Semoga Allah Swt. senantiasa meridhai setiap ikhtiar kita dalam mencerdaskan generasi bangsa melalui jalan literasi.”

Penulis : https://kabardaily.com/patah-di-ujung-peluk-wujud-cinta-literasi-dari-mtsn-2-aceh-besar-untuk-negeri/

Editor : Khaidir, S.Kom

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan